Hujan akan memulai kisahnya
Sebagai awan, Angin bergegas meniupnya
Awan seperti mengerang hebat, meneriakkan kehadirannya, disaat dia memberitahu bumi tentang kedatangannya
ketika satu, dua ratusan titik lahir dari awan,,
sebagai dia yang akan memulai kisahnya
Hujan,
berterbangan , jatuh, tampias di wajah bumi
Ketika wajah bumi yang menengadah, tergelitik oleh hadirnya titik air,
Sang langit hanya tahu kehebatannya sebagai awan yang menggelegar
Dia berharap bertualang di pori-pori bumi, Menghilangkan jejaknya,
Ketika menikmati bergurau bersama gunung, sungai, dan danau, tanpa perlu takut sang Langit mengenalinya sebagai Hujan,,
Hujan ingin merembes sedalam-dalamnya dan menjadi bumi, walau hanya sesaat
Menjadi dirinya yang bebas dan tanpa perlu menjadi angkuh, dan berjalan di langit tinggi
Mengikuti angin yang memaksanya senyum sebagai awan
Asa-nya menjadi laut nan luas itu akan terjadi tanpa sepengetahuan langit,
Dia menikmati kejadian ini walau sebentar ,
Sebagai dirinya,
Sebagai Hujan, Sebagai Sungai , Danau, Laut,
Sebagai Bumi..
Hakikat mengajarkan dia untuk kembali bertegur sapa bersama sang Langit
Dia tahu ketika Pemegang hari memanggilnya
Ketika Pemegang hari memberi isyarat padanya untuk terbang lagi
Sang Pemegang hari, Sang Matahari bergolak seperti murka akan cintanya Hujan kepada Bumi
Hujan,
Sebagai laut ia merasa risih, ketika Sang Pemegang Hari mengajak setengah menghardik untuk bergegas pergi
Sadar akan hakikatnya, dia kembali, Laut evaporasi, Sang Hujan menjadi Kumpulan Uap-uap kecil yang enggan mengisyaratkan Selamat Tinggal kepada Bumi, Sungai, Danau, dan Laut
Bukan sekedar hakikatnya yang membuatnya akan menemui mereka lagi
rasa sayang, keinginan, ego, dan candu itu akan datang lagi
Hujan,
Sebagai awan, terus menunggu di sisi singgasana Sang Langit,
akan kemudian kembali mengendap-endap untuk turun lagi,,
0 comments:
Post a Comment